Pemerintah Selandia Baru telah mencari informasi tentang proses hukum yang dilembagakan terhadap kelompok bersenjata Papua yang dituduh menembak orang Selandia Baru Graeme Thomas Wall di Papua tahun lalu, kata seorang perwira tinggi polisi.
"Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Jonathan Austin, telah menanyakan tentang proses hukum terhadap para pelakunya," Wakil Kapolda Papua, Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto, di Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, Rabu.
Duta Besar Austin mengajukan pertanyaan dalam pertemuan online dengan polisi Papua pada hari Selasa (23 Maret 2021) dan diberitahu tentang penanganan kasus tersebut oleh polisi, katanya.
Graeme Thomas Wall, yang bekerja di PT Freeport Indonesia, ditembak mati oleh anggota kelompok bersenjata Papua di Kuala Kencana, Timika, Kabupaten Mimika, pada 30 Maret 2020.
Salah satu pelakunya, Tandi Kogoya, komandan batalyon kelompok kriminal bersenjata Papua yang beroperasi di distrik Intan Jaya, tewas dalam penggerebekan di Iwaka pada 9 April 2020, kata Sudarto.
Polisi juga telah menahan tersangka lain, yang diidentifikasi sebagai TW, atas dugaan keterlibatannya dalam penembakan fatal di kantor perusahaan tambang emas yang berakhir dengan kematian Selandia Baru tersebut.
“Penegakan hukum terhadap para penjahat bersenjata sedang berlangsung,” kata Sudarto seraya menambahkan pertemuan dengan Dubes Austin tidak hanya fokus pada kasus penembakan.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Austin juga menawarkan kerja sama dalam program peningkatan kapasitas bagi aparat kepolisian Indonesia yang ditempatkan di provinsi Papua, tambahnya.
“Kami menyambut baik kerjasama yang ditawarkan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Papua telah berupaya memulihkan keadaan normal di Kabupaten Intan Jaya, yang telah menyaksikan lonjakan kekerasan terhadap warga sipil dan aparat keamanan dalam dua tahun terakhir.
Intan Jaya mencatat bulan paling berdarah pada September 2020, dengan kelompok bersenjata melancarkan serangkaian serangan di daerah tersebut yang merenggut nyawa dua tentara dan dua warga sipil serta menyebabkan dua lainnya terluka.
Aksi teror kelompok bersenjata di tahun baru terus berlanjut, yang melibatkan taktik tabrak lari terhadap aparat keamanan Indonesia, dan kekerasan terhadap warga sipil hingga menimbulkan rasa takut di antara mereka.
Pada 6 Januari 2021, setidaknya 10 orang Papua bersenjata merusak dan membakar pesawat Quest Kodiak milik Mission Aviation Fellowship (MAF) di lapangan terbang desa Pagamba.
Pada 8 Februari 2021, seorang pemberontak bersenjata dilaporkan menembak seorang pria berusia 32 tahun dari jarak dekat di desa Bilogai, kecamatan Sugapa.
Korban, yang diidentifikasi dengan inisial namanya RNR, mengalami luka tembak di wajah dan bahu kanan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Timika di Kabupaten Mimika pada 9 Februari.
Dalam insiden terpisah pada 9 Februari 2021, enam warga Papua bersenjata menikam seorang pengemudi ojek hingga tewas.
