Muhammad Khairul Arbi, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Medan mengalami kecelakaan kerja di Qatar. Arbi dirawat selama 16 bulan di Qatar, lalu dipulangkan ke Tanah Air.
"Dalam hal ini, koordinasi tidak hanya dijalin dengan pihak-pihak di Qatar tetapi juga di Indonesia seperti Kemnaker, Ditjen Imigrasi, BP2MI, Polri, maskapai dan rumah sakit," kata Atase Tenaga Kerja KBRI Doha, Muchammad Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/4/2021).
Arbi bekerja di perusahaan Qatar Gas mengalami kecelakaan saat pelatihan Helicopter Underwater Escape Training atau HUET. Akibatnya, Arbi terkena stroke dan harus dirawat intensif selama 16 bulan di Qatar.
Menurut keterangan KBRI Doha, Arbi adalah pekerja legal dan prosedural, sehingga perusahaan tempat Arbi bekerja bersedia menanggung seluruh pengobatan Arbi selama kurun waktu yang panjang tersebut.
Mendapat perawatan di lokasi yang jauh dalam durasi waktu lama, bukan merupakan hal yang mudah bagi keluarga Arbi. Oleh sebab itu, atas pertimbangan kemanusiaan, keluarga memutuskan untuk memindahkan perawatan Arbi ke Indonesia.
KBRI Doha yang mendapat permohonan pihak keluarga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak di Qatar. Akhirnya, pada 25 Maret, KBRI Doha memfasilitasi kepulangan Arbi dengan biaya sepenuhnya dari pihak perusahaan.
Dalam proses pemulangan tersebut, pihak rumah sakit di Qatar menyertakan tiga staf medis untuk mendampingi Arbi hingga ke Indonesia. Pemulangan dilakukan setelah KBRI memastikan bahwa hak-hak keuangan yang bersangkutan dipenuhi oleh perusahaan.
"Belajar dari hal ini kami tidak henti-hentinya menghimbau agar pekerja migran Indonesia di luar negeri, khususnya di Qatar selalu mematuhi ketentuan dan prosedur yang berlaku," kata Dubes RI di Qatar, Ridwan Hassan.
Sumber Berita : Detik
